Rabu, 24 Juni 2009

PARIWISATA SULTRA


Danau Napabale
Danau Napabale ini sangat indah dan tenang, terletak bersebelahan dengan pantai laut lepas, berair asin dan dihubungkan oleh suatu terowongan berpenampang 16 meter persegi dengan laut lepas. Sebuah terowongan dengan penampang 16 meter2 menghubungkan mangkuk porselin yang berair jernih dan hijau kebiruan ini dengan laut lepas. Bongkahan-bongkahan batu karang berselimutkan pepohonan hijau mencuat di permukaan air, melingkari sekeliling danan berair asin ini. Di air jernih dan sejuk ini, wisatawan dapat memuaskan hobi berenang. Jika wisatawan senang berperahu, tukang perahu yang ada disekitar danau siap mengantar wisatawan berkeliling menikmati panorama danau, lalu ke pantai laut lepas melalui terowongan karang. Sebelum air pasang menutupi mulut terowongan, wisatawan sudah harus kembali berada di danau.

Gua Liang Kobori
Liang Kobori yang berarti "Gua Bertulis" merupakan sebuah gua dengan lebar 30 meter dan tinggi bervarisi antara 2 sampai dengan 5 meter serta memiliki total kedalaman sekitar 50 meter. Gua ini menyimpan berbagai misteri kehidupan masyarakat prasejarah suku Muna yang tergambar pada 130 situs aneka goresan berwarna merah pada dinding gua bagian dalam. Goresan-goresan tersebut masih tetap terjaga keasliannya, terutama bentuk dan kecermelangan warnanya yang hingga saat ini masih merupakan sebuah misteri tentang bahan tinta yang digunakan. Misteri peninggalan sejarah ini menanti kedatangan wisatawan yang gemar terhadap penelitian kepurbakalaan serta penjelajahan keaslian alam.

Atraksi Adu Kuda
Mungkin Pulau Muna adalah satu-satunya tempat di dunia di mana anda dapat menyaksikan adu kuda jantan yang memperebutkan kuda betina yang sangat seru dan memukau yang sering dilakukan pada setiap perayaan yang melibatkan masyarakat. Pertarungan diawali dengan menukarkan betina dari masing-masing kuda jantan oleh seorang pawang guna membangkitkan emosi dari masing-masing kuda jantan. Seiring dengan bangkitnya emosi, kedua kuda jantan tersebut saling menerjang dengan kaki depan terangkat, leher tegak, geraham gemeretak dan moncong saling memagut mencari sasaran serangan. Suatu atraksi yang cukup mendebarkan, mencekam, menantang sekaligus menyenangkan. Dalam filosofi suku Muna, atraksi kuda mengandung makna bahwa hak dan tanggung jawab adalah segala-galanya, walaupun nyawa jadi taruhannya. Filosofi inilah yang dianut dalam kehidupan masyarakat suku Muna yang secara formal diabadikan pada lambang Daerah Kabupaten Muna.

Tenunan Tradisional diDesa Masalili


Desa Masalili terletak ± 8 km dari Kota Raha. Sebagian besar penduduknya hidup dari usaha menenun kain secara tradisional. Cara menenun ini telah diwariskan sejak ratusan tahun yang lalu secara turun temurun. Kain tenunan ini terdiri atas berbagai macam corak dan warna yang memiliki seni dan budaya Muna. Sehelai kain dapat digunakan sebagai sarung adat atau dimodifikasi menjadi stelan busana dan berbagai macan souvenir.

Layangan Tradisional "Kaghati"
Kabupaten Muna terkenal dengan layangan tradisionalnya. Layangan ini terbuat dari bahan-bahan alami yaitu dari daun kolope (ubi hutan), bamboo rami dan benang dari serat daun nenas hutan. Untuk menghubungkan bahan satu dengan lainnya digunakan bahan penisik dari kulit bambu yang diruncingkan. Sebagai penyeimbang layangan, digunakan dua bandulan pada kiri kanan sayap layanan menggunakan kayu berukuran kecil. Layangan tradisional Muna ini telah mendapat peringkat sebagai layangan paling alami. Di tahun 1996 dan 1997, layangan tradisional Muna ikut serta sebagai salah satu peserta pada kompetisi layangan bertaraf internasional.

Tradisi Karia
Dalam adat suku Wuna (Muna), setiap anak perempuan yang akan memasuki usia remaja diwajibkan menjalani tradisi pingitan (Karia) selama empat hari empat malam atau dua hari dua malam, tergantung kesepakatan antara penyelenggara Karia dengan pomantoto. Tradisi ini bertujuan untuk membekali anak-anak perempuan dengan nilai-nilai etika, moral dan spiritual, baik statusnya sebagai seorang anak, ibu, istri maupun sebagai anggota masyarakat. Sesuai proses pingitan, diadakanlah selamatan dengan mengundang sanak keluarga, kerabat dan handai taulan. Dalam prosesi selamatan ini digelar Tari Linda yang menggambarkan tahap-tahap kehidupan seorang perempuan mulai dari melepaskan masa kanak-kanak lalu memasuki masa remaja, kemudian masa dewasa dan siap untuk mengarungi bahtera rumah tangga.

[+/-] Read More...

PARIWISATA KOTA BAU BAU


Kompleks Keraton Buton

Untuk melengkapi kegiatan wisata, para wisatawan di Pulau Buton, sebaiknya mengunjungi satu-satunya bukti peninggalan sejarah kejayaan kesultanan Buton beratus-ratus tahun lalu yang hingga saat ini masih dipelihara baik, yakni Kompleks Keraton Buton. Benteng keraton, rumah adat, perlengkapan/peralatan perang, sebuah masjid yang dibangun pada abad 16 masehi, perlengkapan rumah tangga, sampai dengan turunan garis lurus kesultanan, wisatawan dapat menyaksikan di tempat ini. Wisatawan dapat memperoleh informasi secara langsung dari turunan-turunan kesultanan yang mendiami kompleks tersebut tentang segala peninggalan sejarah yang ada.

Pantai Nirwana
Merupakan pantai berpasir putih memanjang sekitar 4 km yang menghadap ke laut lepas, di mana wisatawan dapat menyalurkan hobi berolahraga air atau sekedar bersantai di suasana pantai yang hangat. Di sini, wisatawan dapat melepaskan lelah dan menikmati kenyamanan berlibur.

Kalampa
Obyek wisata Kalampa merupakan wisatajavascript:void(0) alam dengan pembukitan, dan diatas bukit tersebut terdapat benteng kecil, wisatawan dapat menyaksikan panorama alam yang indah dan sejuk. Obyek wisata alam ini terdapat di Kelurahan Lipu Kecamatan Betoambari yang berjarak ± 7 km dari pusat Kota Bau-Bau.

Bukit Palatiga
Obyek wisata ini merupakan puncak pegunungan. Selain di Benteng Keraton, juga yang tak kalah menariknya, adalah obyek wisata Bukit Palatiga. Di kawasan ini wisatawan dapat menyaksikan panorama Kota Bau-Bau dengan leluasa dan pemandangan laut di sekitar perairan selatan Buton. Untuk mencapai lokasi ini dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan darat dan berjarak ± 2 km dari pusat Kota Bau-Bau. Lokasi pada dataran tinggi dan bebas dari rintangan bangunan dan pepohonan menjadikan obyek wisata ini menyuguhkan panorama alam yang indah.


[+/-] Read More...



PARIWISATA KOTA KENDARI

TELUK KENDARI

Teluk Kendari terletak di pusat Kota lama Kendari dan memiliki panorama pantai yang indah dan unik. Teluk ini membentang melingkar dengan bibir pantai yang menghijau oleh pepohonan, sunset di sore yang cerah dan jajanan khas Kota Kendari disepanjang tepi jalan yang berbatasan dengan teluk serta pemandangan aneka warna kapal nelayan.

Sebagai "Landmark" Kota dengan luas ± 18 km merupakan muara sungai Wanggu, Kambu dan Anggoeya serta beberapa sungai kecil yang memiliki potensi wisata bahari seperti selancar angin, dayung motor air (Aqua Bike / Jet Sky), maupun potensi perikanan, perindustrian dan perhubungan.

Pantai Nambo adalah sebuah pantai indah yang jaraknya ± 12 km dari Kota Kendari atau sekitar 15 menit kearah selatan Kota Kendari dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat dan dapat pula menggunakan perahu tradisional ketinting (kole-kole) sekitar 15 menit dari pelabuhan Kota Kendari menyusuri teluk Kendari.

PANTAI MAMBO

Pantai ini diminati banyak pengunjung karena letaknya yang relatif dekat. Pantai Nambo memiliki pasir putih yang landai suasana yang tenang, udara yang sejuk dan panorama yang menakjubkan sehingga tempat ini selalu merupakan pilihan masyarakat Kota Kendari untuk melepas kejenuhan dan rutinitas sehari-hari pada akhir pekan, ditempat ini telah disediakan tempat parkir, gazebo, tempat bilas mandi dan pedagang tradisional yang menawarkan berbagai jenis dagangannya.

Pantai Karang Purirano

Pantai ini terletak di wilayah Kota Kendari tepatnya di Kecamatan Kendari Kelurahan Purirano sekitar ± 13 km dari pusat Kota dimana pantai ini berupa Daratan Karang/Atol yang terbentuk sebagai akibat abrasi sejak ratusan tahun yakni mengambil karang atau siput laut pada saat air laut sedang surut. Di saat itu puluhan bahkan rartusan orang turun ke pantai membawa keranjang untuk krang yang didapatnya dan wisatawan dapat berbaur mengikuti kegiatan tersebut sambil menikmati fenomena-fenomena pantai yang indah.

Untuk menghilangkan rasa penasaran, selepas menikmati keindahan pantai, wisatawan dapat mencicipi krang hasil tangkapan. Dipantai ini telah disediakan warung-warung tradisional sebagai tempat melepas lelah sambil menikmati masakan tradisional khas daerah ini.

Pantai Mayaria
Pantai Mayaria terletak di Kecamatan Kendari sekitar ± 10 km ke arah timur pusat Kota Kendari. Mayaria adalah pantai yang indah dengan pasir putihnya yang landai sehingga selain berenang, wisatawan dapat mengadakan tour keliling perkampungan tradisional yang berada di sekitar pantai dengan menggunakan perahu sewaan. Untuk wisatawan yang ingin bermalam, cottage anda. Selain penginapan dan cottage ditempat ini pula disediakan fasilitas pelengkap dan restoran.

Pulau Bungkutoko
Bungkutoko adalah sebuah pulau kecil yang terletak tepat di depan Kota Kendari dengan luas ± 500 ha. Dipula kecil ini nan cantik ini wisatawan dapat menyaksikan kehidupan masyarakat yang masih tetap terjaga keasliannya, keramah-tamahan masyarakat dengan tatanan kehidupan timur yang khas merupakan sajian khusus selain keindahan alam yang dimiliki pulau Bungkutoko sehingga untuk menikmati tempat ini tidak cukup satu atau dua hari saja.

Keunikan lain pulau ini adalah sangat dekat dengan daratan atau dipisahkan oleh selat tersempit di dunia ± 100 m dari daratan serta pulau Bungkutoko mempunyai 3 sumber air tawar dilepas pantai dan dapat dimanfaatkan jika air surut.

Tarian Molulo
Molulo adalah tarian pergaulan Suku Tolaki yang dibawakan secara massal sambil bergandengan tangan membentuk lingkaran besar. Filosofi tarian ini adalah ungkapan rasa syukur dari masyarakat atas sesuatu keberhasilan yang dicapai yang sekaligus merupakan ajang pertemuan muda mudi untuk saling menjejaki perasaan adanya benih-benih cinta diantara mereka. Perserta tarian tidak mengenal tingkat dan golongan dalam masyarakat, sehingga tarian ini pula disebut tarian rakyat. Tarian Molulo dalam perkembangannya hingga sekarang telah menjadi tarian daerah Sulawesi Tenggara yang sangat digandrungi bukan saja oleh masyarakat Tolaki, akan tetapi juga oleh suku-suku lain yang javascript:void(0)ada di Sulawesi Tenggara. Karena sebagai tarian pergaulan, siapa saja boleh ikut dalam tarian ini, termasuk Anda bila kebetulan berkunjung di Sulawesi Tenggara.

[+/-] Read More...


DAFTAR GUBERNUR


1. J. Wayong (1964-1965)
2. Laode Hadi (1965-1967)
3. Eddy Sabara (1967-1978)
4. H. Abdullah Silondae (1978-1981)
5. Eddy Sabara (1981-1982)Pejabat Gubernur
6. Ir. H. Alala (1982-1992)
7. Drs. Laode Kaimuddin (1992-2002)
8. Ali Mazi, SH (2002-2008)
9. Nur Alam (2008-2013)


PERWAKILAN DIJaKARTA

Anggota DPR dari Provinsi Sulawesi Tenggara

* Rustam E. Tamburaka (P. Golkar)
* Razak Porosi (P. PDIP)
* Arbab Paproeka (P. PAN)
* Habil Marati (P PPP)
* Mustika R ( P Golkar)digantikan oleh Laode Djeni Hasmar

Anggota DPD dari Provinsi Sulawesi Tenggara

* La Ode Ida
* Marwan Aidit, Drs., K.H.
* M. Yunus Sjamsoeddin, H., Ir.,
* Yokoyama Sinapoy, H., Drs.


[+/-] Read More...

Mengenai Sulawesi Tenggara


DEMOGRAFI

Pada tahun 1990 jumlah penduduk Sulawesi Tenggara sekitar 1.349.619 jiwa. Kemudian tahun 2000 meningkat menjadi 1.776.292 jiwa dan berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik tahun 2005 adalah sejumlah 1.959. 414 jiwa.

Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara selama tahun 1990-2000 adalah 2,79% per tahun dan tahun 2004-2005 menjadi 0,02. Laju pertumbuhan penduduk menurut kabupaten selama kurun waktu 2004-2005 hanya kota Kendari dan Kabupaten Muna yang menunjukan pertumbuhan yang positif yaitu 0,03 % dan 0,02 % per tahun, sedangkan kabupaten yang lain menunjukkan pertumbuhan negatif.

Struktur umur penduduk Sultra pada tahun 2005, penduduk usia di bawah 15 tahun 700.433 jiwa / 35,75% dari total penduduk. Sedangkan penduduk perempuan mencapai 984.987 jiwa (20.27%) dan penduduk laki-laki mencapai 974.427 jiwa (49,73%).


PEREKONOMIAN

Beberapa komoditi unggulan Sulawesi Tenggara, antara lain:

1. Pertanian, meliputi kakao, mete, kelapa, cengkeh, kopi, pinang lada dan vanili
2. Kehutanan, meliputi kayu gelondongan dan kayu gergajian
3. Perikanan, meliputi perikanan darat dan perikanan laut
4. Peternakan, meliputi sapi, kerbau dan kambing
5. Pertambangan, meliputi marmer, batu setengah permata, onix, batu gamping dan tanah liat



PEMERINTAHAN

No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Bombana Rumbia
2 Kabupaten Buton Bau-Bau
3 Kabupaten Buton Utara Buranga
4 Kabupaten Kolaka Kolaka
5 Kabupaten Kolaka Utara Lasusua
6 Kabupaten Konawe Unaaha
7 Kabupaten Konawe Selatan Andolo
8 Kabupaten Konawe Utara Wanggudu
9 Kabupaten Muna Raha
10 Kabupaten Wakatobi Wangi-Wangi
11 Kota Bau-Bau -
12 Kota Kendari -

[+/-] Read More...

Sulawesi Tenggara



LAMBANG SULTRA

Sulawesi Tenggara adalah sebuah provinsi di Indonesia yang beribukotakan Kendari.

Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa di antara 02°45' - 06°15' Lintang Selatan dan di antara 120°45' - 124°30' Bujur Timur dan mempunyai wilayah daratan seluas 38.140 km² atau 3.814.000 ha dan wilayah perairan (laut) seluas 110.000 km² atau 11.000.000 ha.


SEJARAH

Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai Daerah Otonom berdasar Perpu No. 2 tahun 1964 Juncto UU No. 13 Tahun 1964. Pada awalnya terdiri atas 4 (empat) kabupaten yaitu: Kabupaten Kendari, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Muna, dan Kabupaten Buton dengan Kota Kendari sebagai ibukota provinsi. Setelah pemekaran, Sulawesi Tenggara mempunyai 10 kabupaten dan 2 kota.

[+/-] Read More...